Menjadi seorang designer menjadi impian orang yang memang suka dengan dunia seni ini, mungkin termasuk impian kamu. Memilih dunia fashion menjadi lapangan pekerjaan sekarang ini tengah popular. Banyak lulusan sekolah fashion dalam dan luar negri yang menjadi fashion designer terkenal. Bahkan tak sedikit dari mereka yang telah mengharumkan nama Bangsa Indonesia di International dengan karya-karya mereka. Bagi kamu yang memang mempunyai impian di bidang fashion, jangan ragu, kembangkan bakat kamu, ambil sekolah fashion, tumbuhkan ide kreatif kamu, keyakinan dan kerja keras akan membawamu ke tingkat sukses, seperti nama beberapa designer sukses Indonesia berikut ini, ada beberapa diantara mereka yang belajar otodidak lho. Semoga mereka bisa menjadi inpirasi kamu.
Daftar nama designer populer Indonesia:
Designer
yang sekarang sedang ramai dibicarakan karena kasus penipuan yang
melibatkan dirinya ini merupakan designer kenamaan Indonesia.
Designer yang lahir tanggal 18 Juli 1961 ini telah mendapat banyak
penghargaan, diantaranya designer terfavorit majalah Aneka tahun 1999
dan Desainer terfavorit versi majalah Dewi tahun 2000. Anak bungsu
dari 4 bersaudara ini awalnya adalah lulusan Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti, kemudian dia mengambil Sekolah Mode Esmod
Modelle Le Cole- Paris dan Sekolah Mode Mueller und Sohn
Modeschule-Dusseldorf Jerman.
2. Anne Avantie
Dikenal
sebagai sosok wanita multilaten. Lahir di Semarang, 20 Mei. Ia adalah
anak pertama dari tiga bersaudara. Anne Avantie menikah dengan Yoseph
Henry dan ibu dari 3 orang anak. Yang pertama, Intan Avantie menikah
dengan Christinus memiliki satu anak; Matthew Archiello Keenant
Wijasena. Anak kedua dan ketiga Anne semua laki-laki yakni Ernest
Christoga Susilo (18 th) dan Ian Tadio Christoga Susilo (12 th). Menilik
garis keturunan, darah seni yang mengalir deras dalam dirinya berasal
dari ibunya, Ny Amie Indriati. Rupanya, Ibunda Amie yang sekilas lebih
mirip kakak adik dengan Anne Avantie dari pada sebagai ibunya ini sejak
mudanya berkecimpung dalam dunia fashion dan kecantikan. Dan selanjutnya
darah seni yang sama pula yang secara estafet dialirkan Anne kepada
anak perempuan satu – satunya, Intan Avantie, yang juga dikenal sebagai
desainer muda berbakat. Itu sebabnya, Amie Indriati, Anne Avantie dan
Intan Avantie dikenal sebagia 3 generasi kebanggaan Indonesia di dunia
fashion. Ia memulai kariernya sebagai desainer dari rumah kontrakan
dengan modal dua mesin jahit pada tahun 1989. Bengkel jahit sederhana
itu dia bernama GRIYA BUSANA PERMATASARI. Saat itu ia banyak berkreasi
dalam pembuatan kostum menari dan busana malam bercirikan permainan
manik-manik itulah cikal – bakal kreatifitas Anne Avantie. Melalui
proses yang panjang dan berliku saat ini Anne Avantie dikenal sebagai
salah satu Desainer Kebaya terbaik yang kreasinya telah diakui di tingat
nasional, bahkan internasional. Keunikan dan keelokan tangan ajaibnya,
telah mengantarkan Anne Avantie menjadi salah satu barometer perancang
kebaya pilihan yang keindahan dan pesona kebaya rancangannya menembus
batas teritori; negara dan bangsa. negara. Sejak muncul di kancah dunia
fashion nasional dengan bergabuang di Asosiasi Perancang dan Pengusaha
Mode Indonesia (APPMI) Jawa Tengah dan belakangan menjadi anggota APPMI
Jakarta, proses kreatif kebaya Anne Avantie telah memberi angin segar
bagi perkembangan dunia fashion Indonesia. Trend Kebaya Anne Avantie
juga merupakan tonggak baru eksplorasi garis rancang dan siluet kebaya.
Kalau sebelumnya kebaya tampil dengan aturan baku yang cenderung
konvensional dan kaku, di tangan Anne kebaya diolah dan menjelma menjadi
adibusana yang menembus garis batas (borderless line) kedaerahan tanpa
meninggalkan akar budaya bangsa.
3. Arantxa Adi
Lahir pada tahun 1978, Arantxa Adi adalah salah satu desainer muda Indonesia. Arantxa dibesarkan di Jakarta-tempat di mana ia menemukan bakat dan inspirasinya. Arantxa
Adi, seorang fashion designer asal Indonesia mendapatkan kehormatan
untuk menjadi designer dari merek jeans premium, Citizen of Humanity.
Citizen for Humanity ini sendiri berasal dari Amerika yang sebagian
pendapatannya disisihkan untuk kegiatan amal.
4. Carmanita
Wanita kelahiran Bandung, 10 juli 1959 merupakan keturunan
dari keluarga membuat batik tradisional di Jawa Tengah, dia Muslim dan
aktif Indonesia, Inggris, Belanda. Setelah menyelesaikan kuliah Bisnis
Pemasaran dan studi keuangan di Universitas San Fransisco dia kembali ke
Indonesia pada tahun 1980.
Carmanita menjadi tertarik dan berkonsentrasi pada membuat batik tradisional. Dalam perkembangannya, bukan konservatif menganut pola tradisional ia progresively mengamati aspek lain dari karakter universal dalam kain tradisional.
Carmanita menjadi tertarik dan berkonsentrasi pada membuat batik tradisional. Dalam perkembangannya, bukan konservatif menganut pola tradisional ia progresively mengamati aspek lain dari karakter universal dalam kain tradisional.
Perusahaan garmentnya sudah mulai beroperasi pada tahun 1982, yfaitu PT. Amtrend Sentana Garment.
5. Didi Budiardjo
Dikenal
sebagai perancang muda diantara kalangan pakar busana Indonesia, Didi
Budiardjo telah memberikan nuansa baru pada gaya busana Indonesia dengan
desain-desainnya yang modern dan unik.
Didi memulai karirnya dibidang busana dengan menjalani pendidikan mode formal pertama di Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo pada tahun 1989. Disaat itu juga, Didi telah memenangkan Susan Budihardjo Fashion Designer Contest. Setahun kemudian, Didi meneruskan pendidikannya di Atelier Fleuri Delaporte Paris.
Didi memulai dengan busana siap-pakai, tetapi saat ini Didi juga dikenal dengan busana-busana pernikahan, pesta dan kebaya yang modern dan elegan. Dedikasi dan cintanya kepada budaya Indonesia telah membawa Didi untuk menciptakan busana baru yang dinamakan "Didi Budiardjo Kebaya". Didi ingin mendorong para pecinta busana Indonesia agar memakai kebaya dengan perasaan dan kebanggaan seperti mereka memakai busana mewah. Oleh karena itu, peragaan-peragaan busana Didi selama beberapa tahun ini selalu berdasarkan pada legenda Indonesia, seperti peragaan busana "Widyadhari" pada tahun 2000.
Bersama dengan majalah wanita terkemuka, Harper's Bazaar Indonesia, pada bulan Desember 2004, Didi mempersembahkan koleksinya pada acara "Bazaar Fashion Concerto". Mengambil tema "Classicalista," Didi mempertunjukkan 25 buah koleksi terbarunya untuk tahun 2005.
Di tahun 2005, Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatat Didi Budiardjo sebagai perancang bustier terbesar yang menutupi gedung pada acara pembukaan Fashion Bar di Jakarta. Pada tahun yang sama, Didi juga mendapatkan penghargaan dari Plaza Indonesia sebagai Perancang Muda Berbakat.
Didi memulai karirnya dibidang busana dengan menjalani pendidikan mode formal pertama di Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo pada tahun 1989. Disaat itu juga, Didi telah memenangkan Susan Budihardjo Fashion Designer Contest. Setahun kemudian, Didi meneruskan pendidikannya di Atelier Fleuri Delaporte Paris.
Didi memulai dengan busana siap-pakai, tetapi saat ini Didi juga dikenal dengan busana-busana pernikahan, pesta dan kebaya yang modern dan elegan. Dedikasi dan cintanya kepada budaya Indonesia telah membawa Didi untuk menciptakan busana baru yang dinamakan "Didi Budiardjo Kebaya". Didi ingin mendorong para pecinta busana Indonesia agar memakai kebaya dengan perasaan dan kebanggaan seperti mereka memakai busana mewah. Oleh karena itu, peragaan-peragaan busana Didi selama beberapa tahun ini selalu berdasarkan pada legenda Indonesia, seperti peragaan busana "Widyadhari" pada tahun 2000.
Bersama dengan majalah wanita terkemuka, Harper's Bazaar Indonesia, pada bulan Desember 2004, Didi mempersembahkan koleksinya pada acara "Bazaar Fashion Concerto". Mengambil tema "Classicalista," Didi mempertunjukkan 25 buah koleksi terbarunya untuk tahun 2005.
Di tahun 2005, Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatat Didi Budiardjo sebagai perancang bustier terbesar yang menutupi gedung pada acara pembukaan Fashion Bar di Jakarta. Pada tahun yang sama, Didi juga mendapatkan penghargaan dari Plaza Indonesia sebagai Perancang Muda Berbakat.
To be continue…
-
- Edward Hutabarat
- Biyan Wanaatmaja
- Ghea S. Paggabean
- Harry Darsono
- Poppy Darsono
- Samuel Watimena
- Sebastian Gunawan
- Ivan GunawanTri Handoko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar